People Number

Minggu, 11 November 2012

Nilai Ekonomis dan Sebuah Loyalitas

Suatu keadaan yang bisa dikatakan paling penting dalam memutuskan untuk membeli sebuah barang adalah ketika kita mulai mengevaluasi baik sebelum atau sesudah melakukan pembelian,karena pada dasarnya suatu kebutuhan menurut teori ekonomi klasik tidak pernah habis dalam hal kebutuhan ini bisa dibilang adalah nafsu karena menurut teori ini manusia tidak akan pernah puas dalam memenuhi kebutuhannya,selalu ada hasrat berlebih untuk bisa memenuhi kriteria puas tersebut,adapun karena masalah gengsi karena hidup di lingkungan sosial yang mempunyai interaksi antar sesama manusia maka persaingan akan ingin menang terhadap sesama manusia lain pun terjadi maka kriteria puas pun makin terpenuhi dan menjadi kebanggaan di kalangan persaingan tersebut.

Faktor inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh para produsen untuk bisa memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin,melalui loyalitas yang tinggi dan nilai ekonomis suatu barang yang mempunyai kegunaan dan keperluan sesuai kebutuhan konsumen.Melihat dari segi loyalitas hal yang perlu dimanfaatkan adalah segi gengsi yang sering bermunculan di masyarakat,dalam hal ini tentunya brand image mempunyai andil yang cukup besar terhadap faktor ini entah merek itu mempunyai daya tarik melalui slogan,lama perusahaan berdiri maupun penghargaan yang telah diraih untuk menunjukkan jati diri dan kaulitas mereka terhadap masyarakat luas.

Faktor yang selanjutnya yaitu nilai ekonomis banyak orang yang mempunyai evaluasi alternatif sebelum membeli barang melihat dari segi harga dan kegunaan barang tersebut sesuai jangka yang diharapkan dalam memenuhi kebutuhannya,maka dalam memenuhi faktor tersebut perusahaan harus 'bersahabat' dalam penentuan harga dan mempunyai kuantitas yang beralasan untuk nilai ekonomis yang telah terkandung.Pembeli dengan evaluasi seperti ini cenderung tidak terlalu memikirkan kualitas,karena menurut mereka asal murah dan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka maka kepuasan telah didapat dengan sendirinya,lain hal dengan pembeli yang loyal terhadap merek pembeli tipe ini akan mencari sesuatu yang lebih ekonomis ketimbang pembeli yang loyal yang mempunyai slogan 'the price is right'.

Sabtu, 10 November 2012

Pembelian

Pembelian adalah suatu kegiatan yang dilakukan konsumen maupun pelaku bisnis dalam memenuhi kebutuhannya.
Jika melihat dari segi penggunaan barangnya maka dapat diuraikan oleh beberapa hal,apabila dari segi konsumen maka barang yang sudah dibeli dalam suatu transaksi sudah pasti tujuannya untuk dipakai sampai barang tersebut hilang nilai ekonomisnya.
Apabila melihat dari segi pelaku bisnis yang melakukan pembelian maka barang tersebut bisa saja diolah kembali (manufaktur) atau dijual kembali (dagang) sesuai dengan kebutuhan dan nilai ekonomis yang terkandung dalam barang tersebut.

Definisi pembelian menurut para ahli:
Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.
Fungsi pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling penting dan berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis berasal dari kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya pengetahuan dalam berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan suku cadang yang diperlukan perusahaan.

Pandangan ini menurut Siagian (2001:192) mudah dipahami karena dalam proses produksi perusahaan memerlukan bahan baku. Tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri bahan baku yang diperlukan untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi, sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada satupun bentuk atau jenis perusahaan yang tidak terlibat dengan fungsi pembelian. Pengalaman banyak perusahaan bahwa biaya untuk menghasilkan suatu produk mungkin mencapai sekitar lima puluh persen dari harga jual produk, menjadikan fungsi pembelian sebagai sumber pemborosan apabila tidak diselenggarakan dengan baik dan sumber penghematan yang akan memperbesar laba perusahaan apabila dilakukan dengan teliti dan cermat.


Evaluasi Sebelum Pembelian

Pembelian merupakan kata yang diidentikkan dengan konsumen atau pasar yang menjadi tujuan para produsen pada umumnya,karena kegiatan pembelian mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi produsen untuk mengembangkan hasil produksinya dan menjadi suatu kegiatan yang mau tidak mau dilakukan sebagai manusia sebagai cara pemuas kebutuhan akan hal baik materi maupun sekedar kesenanagan semata bagi yang gemar belanja dan perilaku gaya hidup konsumtif.

Menurut wikipedia ada beberapa hal mengenai alternatif para konsumen Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:

  1. 1.       Pengenalan masalah (problem recognition).Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
  2. 2.       Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
  3. 3.       Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
  4. 4.       Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktuyang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
  5. 5.       Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Dari keterangan tersebut bisa menjadi tolak ukur bagi para konsumen atau bisa menjadi tips bagi para produsen yang ingin memenuhi kebutuhan pasaranya,apabila kita melihat dari segi produsen tentunya para produsen harus sedemikian rupa membuat produknya bisa memenuhi kriteria informasi,pemenuhan masalah konsumen secara efektif dan memepunyai evaluasi yang baik bagi konsumen apabila ingin produknya tidak kehilangan pasar.

sumber referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen