People Number

Minggu, 30 Juni 2013

Pemanasan Global (Essay)




            Pada Tanggal 24-31 agustus 2005,Lousiana,Mississipi and Labama dihantam Badai Katrina yang merupakan Badai Terbesar di Abad Ini.Lebih dari 200.000 kilometer persegi wilayah tenggara AS dipengaruhi oleh badai ini.Empat hari sesudahnya,kawasan New Orleans dan sekitarnya dilanda banjir yang cukup dahsyat dan memporakporandakan hampir seluruh kota yang sangat padat penduduknya.Lebih dari 10 ribu orang dinyatakan tewas,sementara setengah juta jiwa kehilangan tempat tinggal dan rumah-rumah ikut hanyut oleh gelombang air laut.Kerugiannya mencapai $200 milyar.
            Secara Umum iklim didefinisikan sebagai kondisi suhu rata-rata ,curah hukan,tekanan udara,dan angin dalam jangka panjang.antara 30-100 tahun.Pasca revolusi industri terjadi peningkatan secar perlahan terhadap unsur iklim.Peristiwa ini dikenal dengan istilah perubahan iklim,fenomena penyimpangan iklim yang terjadi di wilayah Indonesia memberikan pemahaman tersendiri kepada kita tentang bentuk dari perubahan iklim seperti ; banjir,longsor,kekeringan,gagal panen,kebakaran hutan.Sebagian besar masyarakat justru telah merasakan dampaknya secara langsung.Semua ini adalah implikasi dampak dari semakin tingginya emisi gas rumah kaca yang menyelubungi bumi.
            Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.
            Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
            Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.
            Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.
            Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”, laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya  dan memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.
            Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.
Bagaimana cara menghentikan pemanasan global?
Pengeluaran gas dari kutub dan laut, kita tidak bisa menghentikan. Namun pengeluaran gas dari binatang, kita bisa menghentikannya. Dengan menjadi vegetarian (tidak mengkonsumsi produk hewani, misalnya daging binatang, susu, telur, keju), kita bisa menyelamatkan bumi dari
pemanasan global. Jumlah populasi hewan ternak saat ini jauh lebih banyak, melebihi populasi manusia. Jumlah yang besar ini diakibatkan oleh permintaan konsumsi daging dari masyarakat yang besar. Seandainya permintaan daging masyarakat sedikit, jumlah populasi hewan ternak
juga akan menurun. Mereka tumbuh secara tidak alami, diberi obat dkk..
            Konsumsi daging membawa dampak yang sangat parah bagi bumi kita. Konsumsi daging dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh. Konsumsi daging menyebabkan kelaparan, kekurangan air dan kekeringan di mana-mana (gandum di amerika 80%++ digunakan untuk memberi makan hewan ternak yang akan disembelih, sementara itu banyak orang mati kelaparan dan kekeringan di Afrika). Konsumsi daging menyebabkan hutan-hutan dibabat habis demi membangun peternakan. Konsumsi daging memberikan polusi luar biasa besar bagi bumi, mulai dari transportasi makanan, obat-obatan, dan daging dari peternakan ke pasar, hingga limbah yang mereka buang, semua memberi dampak negatif yang sangat berat bagi lingkungan kita. Karena kelaparan dan kemiskinan, munculah apa yang kita sebut perang.
            Sementara konsumsi daging menyebabkan banyak kerugian, pemanasan global pun tidak mau kalah. Perubahan cuaca yang drastis di berbagai negara menyebabkan banyak penyakit dan gagal panen. Bencana terjadi di mana-mana. Ini semua disebabkan oleh pemanasan global. Sumber-sumber mata air mulai meleleh, misalnya sumber mata air di Pegunungan Himalaya.


                Global Warming for Beginner,Dadang Rusbiantoro




2 komentar: