Pada
Tanggal 24-31 agustus 2005,Lousiana,Mississipi and Labama dihantam Badai
Katrina yang merupakan Badai Terbesar di Abad Ini.Lebih dari 200.000 kilometer
persegi wilayah tenggara AS dipengaruhi oleh badai ini.Empat hari
sesudahnya,kawasan New Orleans dan sekitarnya dilanda banjir yang cukup dahsyat
dan memporakporandakan hampir seluruh kota yang sangat padat penduduknya.Lebih
dari 10 ribu orang dinyatakan tewas,sementara setengah juta jiwa kehilangan
tempat tinggal dan rumah-rumah ikut hanyut oleh gelombang air laut.Kerugiannya
mencapai $200 milyar.
Secara
Umum iklim didefinisikan sebagai kondisi suhu rata-rata ,curah hukan,tekanan
udara,dan angin dalam jangka panjang.antara 30-100 tahun.Pasca revolusi
industri terjadi peningkatan secar perlahan terhadap unsur iklim.Peristiwa ini
dikenal dengan istilah perubahan iklim,fenomena penyimpangan iklim yang terjadi
di wilayah Indonesia memberikan pemahaman tersendiri kepada kita tentang bentuk
dari perubahan iklim seperti ; banjir,longsor,kekeringan,gagal panen,kebakaran
hutan.Sebagian besar masyarakat justru telah merasakan dampaknya secara
langsung.Semua ini adalah implikasi dampak dari semakin tingginya emisi gas
rumah kaca yang menyelubungi bumi.
Atmosfer
bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok
gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah
“gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut
di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan
panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan
begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki
panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas
tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca,
bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan
yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang
memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki
temperatur rata-rata -32o Celcius.
Kontributor
terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4)
yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan
hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang
digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang
seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini
karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam
jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global
yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari
CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali
dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali
dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang
menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya
pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding
sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
Dalam
laporan PBB (FAO) yang berjudul
Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November
2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah
kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah
kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri
peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72
kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih
kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30%
dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur
dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80%
penggundulan Hutan Amazon.
Sedangkan
laporan yang baru saja dirilis World
Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas
sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.
Penulisnya,
Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia,
dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang
Peternakan”, laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan
dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya dan
memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang
diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang
menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di
planet ini.
Emisi
metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap
panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat
dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun
demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal,
dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.
Bagaimana cara menghentikan pemanasan global?
Pengeluaran gas dari kutub dan laut, kita tidak bisa
menghentikan. Namun pengeluaran gas dari binatang, kita bisa menghentikannya.
Dengan menjadi vegetarian (tidak mengkonsumsi produk hewani, misalnya daging
binatang, susu, telur, keju), kita bisa menyelamatkan bumi dari
pemanasan global. Jumlah populasi hewan ternak saat ini jauh
lebih banyak, melebihi populasi manusia. Jumlah yang besar ini diakibatkan oleh
permintaan konsumsi daging dari masyarakat yang besar. Seandainya permintaan
daging masyarakat sedikit, jumlah populasi hewan ternak
juga akan menurun. Mereka tumbuh secara tidak alami, diberi obat
dkk..
Konsumsi daging
membawa dampak yang sangat parah bagi bumi kita. Konsumsi daging dapat
menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh. Konsumsi daging menyebabkan
kelaparan, kekurangan air dan kekeringan di mana-mana (gandum di amerika 80%++
digunakan untuk memberi makan hewan ternak yang akan disembelih, sementara itu
banyak orang mati kelaparan dan kekeringan di Afrika). Konsumsi daging menyebabkan
hutan-hutan dibabat habis demi membangun peternakan. Konsumsi daging memberikan
polusi luar biasa besar bagi bumi, mulai dari transportasi makanan,
obat-obatan, dan daging dari peternakan ke pasar, hingga limbah yang mereka
buang, semua memberi dampak negatif yang sangat berat bagi lingkungan kita.
Karena kelaparan dan kemiskinan, munculah apa yang kita sebut perang.
Sementara
konsumsi daging menyebabkan banyak kerugian, pemanasan global pun tidak mau
kalah. Perubahan cuaca yang drastis di berbagai negara menyebabkan banyak
penyakit dan gagal panen. Bencana terjadi di mana-mana. Ini semua disebabkan
oleh pemanasan global. Sumber-sumber mata air mulai meleleh, misalnya sumber
mata air di Pegunungan Himalaya.
Sumber : http://pemanasanglobal.org
Global Warming for Beginner,Dadang
Rusbiantoro
Sangat bermanfaat bro
BalasHapusgan ini termasuk essai jenis apa ya?
BalasHapus